kutemukan jalanku


.

Aku menulis ini karena teringat permintaan salah seorang temanku, hehe. Sudah lama sekali, karena aku sebenarnya juga bingung untuk tema “semangat belajar” apa yang harus ku tulis.. Mmm, setelah kupikir pikir, sepertinya sekelumit (halaah-.-) pengalaman ku bisa ku bagi. Disini aku bukan ingin mengeluh, membuka aib atau yg lainnya, aku hanya ingin berbagi ;)

Tumbuh sebagai seorang santri, murid, siswa atau apalah namanya patut kita syukuri. Sejak SD-SMP alhamdulillah prestasi akademikku lumayan dan membanggakan orang tua, saat itu aku belum tahu, belum mengerti tentang hakikat kehidupan sebenarnya.
Aku akan bahas mulai SMP saja, aku bersekolah di salah satu SMP swasta di kawasan Tajurhalang, Sekolah itu sangat baik untuk perkembangan akhlakku sampai saat ini (hehehe..) Disana Cuma ada 2 kelas, kelas untuk Full day dan Boarding. Aku termasuk salah satu santri full day , sejak kelas 7-9 alhamdulillah peringkatku bagus dan tidak ada saingan .
            Disinilah aku mulai menemukan siapa diriku, Aku mulai sadar ada seseorang disana yang seharusnya sejak awal aku perhatikan sebagai seorang RIVAL ! gimana sih rasanya punya saingan yang gak bisa kau kalahkan ? Nilai ku yang diatas dia pun Cuma 1 , just English . sisanya , aku harus akui kalau dia benar benar pintar ! guru guru pun selalu membanggakan dia dan membanding bandingkan aku dengannya, bahkan orang tua ku sendiri, sedih banget deh . kegiatan apapun pasti dia yang diutus sebagai perwakilan, entah lomba atau yang lainnya. Dan sejak saat itu ambisiku Cuma satu, mengalahkan dia! Niatku mulai bergeser, bukan ilmu yang harusnya kucari tapi aku justru mencari cara untuk menggeser posisinya sebagai juara umum pertama, diatasku.
Aku Cuma ingin guru guru berhenti memujinya, orang tua ku berhenti membicarakan dia di depanku . Muak sekali sungguh, setiap ada hasil ulangan pasti aku selalu melihat nilainya, keika nilaiku ada diatasnya aku puas sekali, tetapi tetap saja dia yang terbaik. Dan setelah aku sadar aku tak bisa mengalahkan dia, aku mulai mencari cara lain untuk membuat sekolahku bangga, tetapi sama saja, nihil ! setiap perlombaan antar sekolah yang ku wakili, aku tak pernah bisa membawa satu piala pun. Padahal aku sangat ingin membawa pulang satu saja piala untuk sekolahku, sebelum aku lulus dari sekolah itu.
 Sampai pada akhirnya , klimaks pertama dalam salah satu perjalanan hidupku . saat itu guru ipaku sekaligus wali kelasku memberikan sebuah tantangan . katanya, siapa saja yang bisa memperoleh hasil Ulangan Semester 1  diatas tujuh koma lima akan dikasih coklat silver queen. Tentu saja aku sangat ingin memenangkan tantangan itu, aku belajar sungguh sungguh untuk membuktikan bahwa aku bisa. Dan saat pengumuman ternyata Cuma satu yang nilainya diatas tujuh lima , tujuh delapan . yaitu, DIA !          
Aargh, rasanya aku ingin sekali melemparnya dengan sepatu. Tahukah ? aku kecewa sekali saat itu, sampai pada ulangan berikutnya aku tidak masuk lantaran malamnya aku hanya menangis di tempat tidur dan tidak menyentuh buku pelajaran sama sekali. Aku berpura pura demam dan sakit, padahal mataku bengkak keesokan paginya, aku merasa kenapa Allah gak adil ( Astaghfirullahal adzim), kenapa dia terus yang memenangkan segala yang aku inginkan..? kenapa ?
Aku coba sabar, dan menerima segala keputusan Nya untukku, aku jalani hari hari seperti biasa, namun kali ini tanpa ambisi untuk mengalahkannya, entah kenapa. Aku Cuma berpikir bahwa aku pasti akan mendapat giliran untuk memenangkan impianku.
Tibalah, saat kelas 9 , kebingungan mencari sekolah untuk SMA . akhirnya aku tertarik dengan sekolah itu, sekolah yang kupikir akan menjadi sekolahku yang terbaik, dimana aku bisa bebas dari persaingan seperti ini, setidaknya disana akan lebih banyak rival . hehe
Dan ternyata, seperti sudah kalian duga (atau belum?) dia pun mendaftarkan diri di sekolah yang sama! Saat itu aku berpikir, Allah Maha Adil, pasti sekolah itu takdirku bukan takdirnya, dia sudah merebut semua dariku, tetapi tidak untuk sekolah itu ! Aku pasti berhasil mengalahkan dia untuk sekolah itu. Setidaknya, seperti itulah yang terlukis di hatiku. Setelah proses cukup panjang, melalui tes tes , berkas berkas yang membingungkan. Pengumuman hasil pun datang juga, aku sudah menunggu ini berbulan bulan lamanya, menunggu namaku akan keluar dan tercatat sebagai santri disana, aku sungguh sudah memimpikan hari ini sebagai hari keberuntunganku.
Pukul satu siang, mengendarai sepeda motor ummiku aku menuju warnet terdekat, pengumumannya diberikan secara online, aku sungguh tidak sabar .setelah kucari cari di website sekolah itu, aku mulai membuka satu persatu mulai dari di daerah Serpong dan Gorontalo yang kutulis sebagai cadangan . huft, ternyata tidak ada namaku disana , yah sudahlah, mungkin bukan rezekiku , setidaknya nama si rivalku itu juga tidak ada disana .
Aku salah ! ternyata aku salah, di deretan nama nama itu, terselip sebuah nama yang tidak asing bagiku , namanya ! nama musuh bebuyutanku, nama orang yang paling kubenci (tp udah nggak lagi kok) . dan dia merebut impianku, lagi .
Hampir saja airmataku menetes di warnet (maluu..) aku segera turn off computer dan keluar , aku mengendarai motor sambil menangis, sepanjang perjalanan bayangannya berkelebat di otakku, kenapa dia ya Allah, kenapa dia, kenapa bukan aku? Kenapa lagi lagi dia ?  (bayangkan . betapa bodohnya aku saat itu, memalukan! )
Ketika sampai di depan rumah, ummi sudah menantiku, ketika aku bilang , “aku nggak lolos Mi” aku masih bisa untuk kuat, tetapi ketika aku bilang “ Dia yang lolos mi..” airmataku sudah tak terbendung lagi. Aku menangis berlari ke kamarku. Menangis sesenggukan sampai berjam jam , sampai malam, (sampai lupa mandi, haha) . huh, aku sungguh tidak bisa menerima kenyataan ini. Dan aku pun tenggelam dalam pikiranku .
Saat perpisahan, seperti yang sudah kubayangkan, hatiku masih sakit. Aku Cuma tersenyum ketika teman teman menanyakan hasilnya, ketika guru guru menyebut nama rivalku itu diatas panggung, dan mulai membanggakannya lagi sebagai santri terbaik tahun ini . Aku hanya tersenyum, tersenyum penuh luka, ini beban berat dan tahun penuh ujian. (halaah… mellow amat) , toh, pada akhirnya takkan ada yang mampu merubah keadaan dan takdir Nya untuk kita. Aku yakin suatu saat, aku masih bisa bersinar tanpa melawan takdir nya lagi.

Cuma berbagi saja, sekarang aku sadar . sekolahku adalah tempat terbaik, selain pelajaran untuk bekal di dunia, aku pun mendapat bekal untuk kehidupanku. Tahukah? Sekarang aku sadar, jika aku sekolah di tempat itu aku mungkin tidak akan mengenal teman temanku sekarang, tidak akan kenal dengan astronomi, dan tidak akan kenal dengan rohis dan isinya, dan akupun tidak akan menjadi manusia yang tegar seperti sekarang (cieelahh) .
Dan meski di SMA , aku tidak mendapat peringkat sebagus di SMP ku dulu, aku belajar untuk tidak kecewa, Allah sungguh baik, dia hanya ingin meninggikan derajatku dengan memberiku ujian, memang awalnya berat dan aku merasa tertinggal, tapi pasti ada hikmah dibalik semua ini. Aku tahu siapa diriku, dan aku paham apa yang aku inginkan.
Besi pun harus ditempa dengan api yang panas dan dipukul pukul sebelum bisa berubah menjadi pedang tajam yang mampu merobek musuh.. Aku sudah lebih banyak belajar sekarang. Dan kalian ingat, bahkan sebelum genap satu tahun aku menjadi siswa di sekolahku yang sekarang, aku sudah berhasil membawa pulang dua penghargaan, begitu indah berada di JalanNya.
Mulai sekarang, jadilah pribadi yang tidak mudah mengeluh dan berputus asa, kejarlah impian kalian dengan seluruh usaha yang keras, dan bersungguh sungguhlah. Temukan JAlan kalian sekarang juga. Jangan buang buang waktu dan kesempatan, hjangan biarkan dunia menipu kalian. Sesungguhnya yang disisi Nya lah yang abadi dan kekal.
Aku sudah temukan jalanku, bagaimana dengan kalian ?



Wednesday, July 13, 2011, 11:31:22

Your Reply