Kisah setangkai Bunga~


.

Di suatu fajar.

Setangkai bunga tersenyum padaku.
Getir.
Dari kelopaknya tercium harum putus asa.
Bunga itu mendongengkanku,
"Sekarang, aku tahu rasanya"
"Rasa menjadi sepi dan disingkirkan, diamuk badai kesendirian. Luka-lukaku tersiram lalu terbakar lalu tersiram lagi"

Lalu hening. Aku bertanya "tapi kau cantik dan elok.."
"Ya, sahabat sahabatku berkata seperti itu, aku tak pernah percaya ucapan mereka. Karena aku tahu, mereka hanya mengharapkan ketenaran ketika didekatku. Aku kecewa, sungguh kecewa"
Aku terdiam
"Cantik dan elok . Itu tak penting, aku mungkin bukan manusia tappi aku butuh ketulusan. Aku butuh ketulusan dan kepercayaan saat kemarau cahaya datang"
Aku berkata lagi " kau ingin sahabatmu kembali, bunga?"

"Ya, tentu saja. Tapi aku merasa tak pantas. Aku tahu semua ini karena kesalahanku. Sering aku menangis dibawah temaram purnama menyesalinya, dan aku terlalu takut untuk mencoba lagi" bunga itu menggugurkan kelopaknya sehelai demi sehelai
"Jangan putus asa, kau tak boleh membunuh impianmu"
Aku mencoba mencegahnya bunuh diri.
"Tidak, anak manusia. Kau tak tahu bagaimana rasanya. Cukup sudah. Aku ingin pergi menuju PenciptaKu, hanya ialah yang mengerti aku"

"Tapi.." Rintik hujan mulai turun
"Aku hanya butuh ketulusan.
Petik aku manusia, aku ingin tenang sekarang"

Dan Angin membawa pergi semua jejaknya, tak ada lagi bunga dihadapan, hanya tangkai layu di telapak tanganku.


"Tuhan, dimana kami bisa menemukan ketulusan, selain kepadaMu bersandar :')"

:ditulis dikelas, berteman keran bocor
afifah~

Your Reply